Ayam Panggang Ndeso Ponorogo: Kelezatan Otentik dari Tungku Tradisional

Warung Makan Ayam Panggang di Desa Sragi

Di tengah teriknya sinar matahari, warung makan di Desa Sragi, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, menjadi tempat berkumpulnya banyak pembeli. Suasana hangat terasa dengan para pengunjung yang duduk melingkar di atas tikar. Tak hanya di dalam gazebo, tetapi di bawah rindangnya pohon mangga, mereka bersantai menunggu hidangan khas muncul di hadapan mereka.

Siapa yang Tidak Tertarik dengan Ayam Panggang?

Menu utama yang menjadi andalan adalah ayam panggang, yang diproses dengan cara tradisional di atas bara api. Walaupun asap mengepul, antusiasme para pembeli untuk menyantap ayam panggang tidak terbendung. "Lokasi dan nuansa pedesaan yang kental membuat saya tertarik berkunjung ke warung ini," ungkap Mujiatin, salah satu pengunjung yang datang pada Sabtu (22/2/2025).

Keunikan dalam Setiap Sajian

Mujiatin juga mengekspresikan rasa penasarannya terhadap teknik memasak ayam panggang khas ndeso ini, yang akhir-akhir ini menarik perhatian banyak influencer media sosial di Ponorogo. Di dalam warung, aroma bumbu rempah yang menggoda nafsu makan begitu terasa. Proses memasaknya pun unik; ayam dipanggang menggunakan wajan tanah liat di atas tungku kayu bakar.

"Rasanya enak, ada sentuhan otentik. Dimasak di atas tungku memberikan rasa ndeso yang begitu nikmat," tambah Mujiatin.

Perjalanan Bisnis Sujarno

Sujarno, pemilik warung, awalnya hanya menerima pesanan ayam panggang untuk acara hajatan. Namun, permintaan yang terus meningkat mendorongnya untuk membuka warung. “Saya buka sendiri di rumah, rumah saya berbentuk joglo dengan halaman yang cukup luas,” jelas Sujarno.

Sujarno mengaku tidak menyangka akan sebesar ini antusiasme masyarakat. Keberhasilan ini memberikan dorongan untuk terus menyajikan yang terbaik bagi para pelanggan.