9
views
views
Sedikitnya 56 orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam bentrokan tragis yang terjadi di stadion kota Nzerekore, Guinea bagian tenggara, saat pertandingan sepak bola lokal antara tim Labe dan Nzerekore. Insiden ini, yang terjadi pada Minggu sore (1/12), dipicu oleh sebuah gol yang dipersengketakan, menyebabkan kerusuhan di antara para suporter.
Turnamen ini diadakan untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamadi Doumbouya. Perdana Menteri Guinea, Amadou Oury Bah, mengutuk insiden tersebut dan menyerukan ketenangan, sambil menekankan pentingnya akses layanan rumah sakit bagi para korban.
Video dan foto yang beredar menunjukkan situasi mengerikan di stadion, dengan beberapa jenazah, termasuk anak-anak, terbaring di tanah. Laporan menyebutkan bahwa kekacauan dimulai setelah perkelahian di antara penonton, yang dipicu oleh keputusan wasit mengenai gol yang diperdebatkan.
Pasukan keamanan terpaksa menggunakan gas air mata untuk mengendalikan situasi, setelah suporter mulai melempar batu. Kelompok oposisi, Koalisi Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi, menyerukan penyelidikan atas insiden ini, menuduh pemerintah bertanggung jawab atas peristiwa tragis tersebut.
Guinea, yang dipimpin oleh militer sejak 2021, menghadapi kritik karena tidak memenuhi harapan rakyat setelah penggulingan Presiden Alpha Conde. Doumbouya, yang berjanji untuk mencegah kekacauan, kini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi janji-janji tersebut.
Turnamen ini diadakan untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamadi Doumbouya. Perdana Menteri Guinea, Amadou Oury Bah, mengutuk insiden tersebut dan menyerukan ketenangan, sambil menekankan pentingnya akses layanan rumah sakit bagi para korban.
Video dan foto yang beredar menunjukkan situasi mengerikan di stadion, dengan beberapa jenazah, termasuk anak-anak, terbaring di tanah. Laporan menyebutkan bahwa kekacauan dimulai setelah perkelahian di antara penonton, yang dipicu oleh keputusan wasit mengenai gol yang diperdebatkan.
Pasukan keamanan terpaksa menggunakan gas air mata untuk mengendalikan situasi, setelah suporter mulai melempar batu. Kelompok oposisi, Koalisi Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi, menyerukan penyelidikan atas insiden ini, menuduh pemerintah bertanggung jawab atas peristiwa tragis tersebut.
Guinea, yang dipimpin oleh militer sejak 2021, menghadapi kritik karena tidak memenuhi harapan rakyat setelah penggulingan Presiden Alpha Conde. Doumbouya, yang berjanji untuk mencegah kekacauan, kini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi janji-janji tersebut.
Comments
0 comment