
1. 🕌 Kronologi Meninggal Dunia
Kejadian berlangsung Jumat, 6 Juni 2025, sekitar pukul 12.30 Wita di Masjid Darul Falah, Perumahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Makassar
Dia sempat menyampaikan dua bagian khotbah. Pada khotbah kedua, setelah beberapa menit menyampaikan, Yahya tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri
Jemaah segera membawanya ke RSU Bahagia, namun nyawanya tidak tertolong detik.comdetik.com.
2. Pemulangan dan Rencana Pemakaman
Jenazah dibawa kembali ke Masjid Darul Falah sebelum diterbangkan ke Jakarta menggunakan Batik Air ID-6269 dari Sultan Hasanuddin pada malam harinya
Istri sang almarhum, Fipil Filawati, menyatakan pemakaman akan dilakukan di Jakarta setelah keluarga selesai koordinasi
3. Riwayat Kesehatan
Yahya diketahui memiliki riwayat penyakit jantung bengkak, meski tidak menunjukkan gejala parah sebelum khotbah
Menurut pihak keluarga, sebelum meninggal almarhum hanya sempat mengeluh pusing, namun tetap terlihat semangat dan bugar
4. Profil Singkat
Nama lengkap: Muhammad Yahya Yopie Waloni, lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 30 November 1970, anak bungsu dari tujuh bersaudara
Berasal dari keluarga Minahasa Kristen, Yahya memilih untuk mualaf dan kemudian aktif dalam dakwah
Mengenyam pendidikan tinggi di bidang teologi: pernah menjabat Ketua/Rektor STT Ebenhaezer Sorong (1997–2004), meraih gelar doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado pada 10 Januari 2004
Pernah berkarier sebagai dosen di Universitas Balikpapan hingga 2006, sebelum sepenuhnya aktif berdakwah
Latar belakangnya sempat kontroversial: pernah berstatus pendeta, dikenal vokal dalam ceramah, serta beberapa kali terlibat masalah hukum terkait kasus penistaan agama
✍️ Kesimpulan
Wafatnya Ustaz Yahya Waloni di atas mimbar saat menyampaikan khotbah Jum’at meninggalkan duka mendalam untuk keluarga, para jamaah, dan publik. Profil luar biasanya—dari mualaf, pendeta, akademisi teologi, hingga penceramah kontroversial—menjadikannya sosok yang penuh warna. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga diberi kesabaran.
Comments
0 comment